top of page
  • Gambar penulisLeonardo Numberi

Kitab Keluaran Pasal 4: Keberanian dalam Panggilan

Selamat datang kembali, sahabat pembaca, dalam perjalanan rohaniah kita melalui Kitab Keluaran. Pada kesempatan kali ini, kita akan mendalami Keluaran Pasal 4, di mana Musa menghadapi keraguannya dan menerima panggilan Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.



Moses at Mount Horeb, looking astonished and cautious, with a burning bush in the background glowing with an ethereal light, surrounded by an arid desert landscape, with elements of ancient Hebrew culture, evoking a sense of divine intervention, faith, and the beginning of a monumental journey.

Pasal 4 dimulai dengan Musa yang masih dipenuhi keraguan. Ia bertanya kepada Tuhan, "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku?" Tuhan, dengan kesabaran yang tak terhingga, memberikan Musa tanda-tanda mujizat untuk meyakinkan bangsa Israel bahwa Allah benar-benar telah mengutusnya. Dari tongkat yang berubah menjadi ular hingga tangan yang berubah menjadi putih seperti salju karena kusta, setiap tanda ini adalah demonstrasi kuasa Allah yang tak terbantahkan.


Namun, Musa tetap merasa tidak layak. Ia mengungkapkan ketidakmampuannya berbicara dengan lancar, namun Tuhan menegaskan bahwa Dia adalah pembuat lidah manusia dan akan menyertai Musa serta mengajarkan apa yang harus dikatakannya. Meskipun Musa terus meragukan kemampuannya sendiri, Tuhan memberikan solusi dengan menghadirkan Harun sebagai juru bicara Musa.


Ketika Musa akhirnya menerima panggilan Tuhan, ia kembali ke Mesir dengan keluarganya, membawa tongkat Allah di tangannya. Tuhan mengingatkan Musa tentang kerasnya hati Firaun dan menginstruksikan dia untuk melakukan semua mujizat yang telah diberikan kepadanya di depan Firaun. Musa kini tidak lagi hanya seorang penggembala di padang gurun; dia adalah utusan Tuhan yang diperlengkapi dengan tanda-tanda dan mujizat untuk membebaskan umat-Nya. Perjalanan Musa bukan tanpa tantangan.


Di tengah perjalanan, Tuhan hampir membunuhnya, tetapi melalui tindakan cepat istrinya, Zipora, Musa diselamatkan. Ini adalah pengingat akan pentingnya ketaatan penuh terhadap perintah Tuhan dan betapa seriusnya Tuhan mengenai perjanjian-Nya.


Setelah bertemu dengan Harun, Musa mengumpulkan para tua-tua Israel dan menyampaikan firman Tuhan serta melakukan tanda-tanda mujizat. Melalui kerjasama ini, bangsa Israel percaya dan menyembah Tuhan, menyadari bahwa Allah telah mendengar penderitaan mereka dan siap membebaskan mereka.


Kisah Fiktif dan Inspiratif

Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang petani bernama Damar yang selalu merasa cemas tentang masa depannya. Meskipun ia memiliki ladang yang subur, hasil panennya sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Suatu hari, ketika sedang bekerja di ladangnya, Damar menemukan sebuah biji ajaib yang berkilauan di bawah sinar matahari. Tanpa berpikir panjang, ia menanam biji itu di tanah dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.


Malam harinya, dalam mimpinya, seorang malaikat menampakkan diri kepada Damar. Malaikat itu berkata, "Damar, Tuhan melihat kesulitan dan kerja kerasmu. Dia memberimu biji ini sebagai tanda kebaikan-Nya. Tanam dan rawatlah dengan hati yang penuh keyakinan." Damar terbangun dengan perasaan campur aduk, antara percaya dan ragu. Namun, ia memutuskan untuk mengikuti pesan malaikat itu.


Hari demi hari, biji itu tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat, lebih cepat dari tanaman lainnya. Pohon tersebut menghasilkan buah-buahan yang luar biasa banyak dan lezat. Damar tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi juga bisa membantu tetangganya yang kekurangan. Desa itu pun menjadi makmur karena kebaikan hati Tuhan yang disalurkan melalui pohon ajaib itu.


Ketika ditanya oleh tetangganya bagaimana ia bisa mendapatkan pohon tersebut, Damar menceritakan tentang mimpi dan pesan malaikat itu. Para tetangga menyadari bahwa Tuhan telah melihat kerja keras dan kesulitan mereka, dan melalui Damar, Dia menunjukkan kebaikan-Nya kepada seluruh desa. Mereka pun bersatu, bekerja sama merawat tanah mereka dengan lebih baik, percaya bahwa Tuhan selalu memperhatikan dan akan menolong mereka.


Kisah Damar mengingatkan kita akan Musa yang merasa tidak layak dan ragu, namun Tuhan memampukannya dengan tanda-tanda mujizat. Seperti Damar, ketika kita percaya dan taat pada panggilan Tuhan, kita akan melihat kebaikan-Nya mengalir dalam hidup kita dan orang-orang di sekitar kita.


Application in Daily Life: Menghadapi Keraguan dengan Iman

Pasal 4 ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan dan keberanian dalam menghadapi panggilan Tuhan, bahkan ketika kita merasa tidak layak atau tidak mampu. Kita diajak untuk percaya bahwa Tuhan akan memampukan kita dan memberikan dukungan yang kita butuhkan, seperti yang dilakukan-Nya dengan menghadirkan Harun bagi Musa.


Reflective Questions: Merenung dan Menggali Makna Pribadi

  • Bagaimana kita dapat mengatasi keraguan diri kita sendiri saat menghadapi panggilan Tuhan dalam hidup kita?

  • Apa saja "tanda-tanda mujizat" dalam kehidupan kita yang dapat kita gunakan untuk meyakinkan diri sendiri dan orang lain tentang kehadiran dan kuasa Tuhan?

"Ketika Tuhan memanggilmu, Dia juga memampukanmu. Ketaatan kita adalah jalan menuju keajaiban."

Terima kasih telah bergabung dalam renungan ini. Mari kita terus menguatkan iman dan ketaatan kita dalam setiap panggilan yang Tuhan berikan. Sampai jumpa di penjelajahan kita selanjutnya, tetaplah terinspirasi oleh kebesaran dan kasih Tuhan!

TENTANG KAMI

Selamat datang di al-Kitāb Student, tempat kita menelusuri dan menggali kebenaran yang terkandung dalam Alkitab. Dalam website ini, kita akan merenungkan pesan-pesan tersembunyi yang dapat membuka mata dan hati kita terhadap hikmah Ilahi.

ALAMAT

Jalan Isele, Waena, Jayapura-Papua

leoashr@gmail.com

BERLANGGANAN

Terima kasih!

© 2024 oleh al-Kitāb Student

bottom of page