Selamat datang, al-Kitāb Student! Kali ini, kita akan merenungkan Kitab Keluaran Pasal 38 yang berisi tentang pembangunan mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan, serta pelataran Kemah Suci. Pasal ini menyoroti ketaatan bangsa Israel dalam mengikuti petunjuk Tuhan melalui Musa untuk mendirikan tempat ibadah yang kudus. Dari kisah ini, kita belajar tentang pentingnya kesetiaan dalam pelayanan dan bagaimana segala sesuatu yang dipersembahkan kepada Tuhan harus dikerjakan dengan teliti dan penuh hormat. Mari kita telusuri makna mendalam dari kisah ini.

Pasal ini dimulai dengan pembangunan mezbah korban bakaran, yang terbuat dari kayu penaga dan dilapisi tembaga. Mezbah ini memiliki tanduk pada keempat sudutnya dan dilengkapi dengan perkakas seperti kuali, penyodok, bokor, garpu, dan perbaraan yang semuanya dibuat dari tembaga. Mezbah ini adalah pusat utama bagi umat Israel untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Selanjutnya, Bezalel membuat bejana pembasuhan dari tembaga, yang dibuat dari cermin para perempuan yang melayani di pintu Kemah Pertemuan. Bejana ini digunakan oleh para imam untuk membasuh tangan dan kaki mereka sebelum memasuki Kemah Suci, melambangkan pentingnya penyucian sebelum datang ke hadirat Tuhan.
Pelataran Kemah Suci juga dibangun dengan ukuran yang ditentukan oleh Tuhan. Tiang-tiangnya terbuat dari kayu penaga dan dilapisi tembaga, dengan tirai dari kain lenan halus berwarna biru, ungu, dan merah tua. Gerbang pelataran dibuat dengan sangat indah menggunakan sulaman dari bahan yang sama. Semua pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan perintah Tuhan, menunjukkan betapa pentingnya ketelitian dan kesetiaan dalam ibadah kepada-Nya.
Di bagian akhir pasal ini, dicatat jumlah bahan yang digunakan dalam pembangunan Kemah Suci, termasuk emas, perak, dan tembaga yang dikumpulkan dari persembahan bangsa Israel. Catatan ini menunjukkan bahwa semua harta yang dipersembahkan digunakan dengan penuh tanggung jawab, mengajarkan kita tentang transparansi dan integritas dalam pelayanan kepada Tuhan.
Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Melayani Tuhan dengan Setia
Keluaran 38 mengajarkan bahwa pelayanan kepada Tuhan harus dilakukan dengan penuh ketaatan dan kehormatan. Bangsa Israel tidak hanya memberikan persembahan, tetapi mereka juga bekerja dengan tekun dan mengikuti setiap detail yang Tuhan perintahkan. Dalam kehidupan kita, kita juga dipanggil untuk melayani Tuhan dengan hati yang tulus dan taat, apakah itu dalam pekerjaan, pelayanan gereja, atau dalam kehidupan sehari-hari.
Pembangunan bejana pembasuhan dari cermin para perempuan juga memberikan pelajaran yang mendalam. Cermin yang biasanya digunakan untuk mempercantik diri mereka justru digunakan untuk alat penyucian bagi para imam. Ini mengingatkan kita untuk mengutamakan kemurnian hati dan hubungan dengan Tuhan di atas kepentingan pribadi.
Pertanyaan Reflektif: Kesetiaan dalam Pelayanan
Apakah kita sudah melayani Tuhan dengan ketaatan seperti bangsa Israel dalam membangun Kemah Suci?
Bagaimana kita bisa memastikan bahwa apa yang kita persembahkan kepada Tuhan digunakan dengan tanggung jawab?
Dalam aspek apa dalam hidup kita kita perlu lebih mengutamakan penyucian dan kedekatan dengan Tuhan?
"Segala yang dipersembahkan kepada Tuhan harus dikerjakan dengan teliti, penuh hormat, dan ketaatan kepada-Nya."
Terima kasih telah bergabung dalam refleksi kita tentang Keluaran Pasal 38. Semoga kita semakin setia dalam pelayanan dan hidup kudus di hadapan Tuhan. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya!
Kommentare