top of page
Gambar penulisLeonardo Numberi

Kitab Keluaran Pasal 7-12: Tanda-tanda dan Tulah Tuhan

Diperbarui: 17 Jun

Selamat datang kembali dalam seri penjelajahan Kitab Keluaran. Kali ini, kita akan membahas tentang tulah-tulah yang menimpa Mesir dalam Keluaran pasal 7 hingga 12. Dalam bagian ini, kita menyaksikan bagaimana Allah menunjukkan kekuatan-Nya melalui Musa dan Harun untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.


Mari kita baca kitab Keluaran pasal 7-12 terlebih dahulu! 📖


Bangsa mesir menerima tulah dari Tuhan

Pasal-pasal ini mengisahkan bagaimana Firaun berkeras hati dan menolak membiarkan bangsa Israel pergi, meskipun Allah mengirimkan tulah demi tulah. Dari air Sungai Nil yang berubah menjadi darah hingga kematian anak sulung, setiap tulah adalah peringatan yang menunjukkan kekuasaan Allah dan konsekuensi dari ketidaktaatan Firaun.


Tulah Pertama: Air Menjadi Darah

Allah mengubah air Sungai Nil menjadi darah, menyebabkan kematian ikan dan membuat air tidak bisa diminum. Meskipun para ahli sihir Mesir dapat meniru tanda ini, tulah ini menimbulkan kerusakan besar. Firaun tetap berkeras hati dan tidak mengindahkan peringatan Allah.


Tulah Kedua: Katak

Allah mengirimkan katak-katak yang memenuhi seluruh tanah Mesir. Katak-katak masuk ke dalam rumah, kamar tidur, dan bahkan tempat adonan roti. Ketika Firaun memohon kepada Musa untuk berdoa agar katak-katak itu dihilangkan, ia berjanji akan membiarkan bangsa Israel pergi, tetapi kemudian kembali berkeras hati setelah tulah diangkat.


Tulah Ketiga: Nyamuk

Dengan tongkat Harun, debu tanah berubah menjadi nyamuk yang menyerang manusia dan hewan. Para ahli sihir Mesir tidak dapat meniru tulah ini, dan mereka mengakui bahwa ini adalah "tangan Allah". Namun, hati Firaun tetap keras.


Tulah Keempat: Lalat Pikat

Allah mengirimkan lalat pikat yang melanda seluruh Mesir, kecuali tanah Gosyen tempat orang Israel tinggal. Firaun mencoba bernegosiasi dengan Musa, tetapi setelah lalat dihilangkan, ia kembali berkeras hati.


Tulah Kelima: Penyakit Sampar pada Ternak

Ternak orang Mesir mati karena penyakit sampar, tetapi ternak orang Israel tetap sehat. Meskipun bukti nyata ini, Firaun masih tidak mau melepaskan bangsa Israel.


Tulah Keenam: Barah

Musa dan Harun menaburkan jelaga yang menyebabkan barah pada manusia dan hewan Mesir. Para ahli sihir tidak dapat berdiri di depan Musa karena barah tersebut, namun Firaun tetap mengeraskan hatinya.


Tulah Ketujuh: Hujan Es

Hujan es dahsyat disertai api menghancurkan tanaman dan hewan yang berada di luar rumah. Firaun mengakui dosa dan memohon agar tulah dihentikan, tetapi sekali lagi, setelah tulah berhenti, ia tetap berkeras hati.


Tulah Kedelapan: Belalang

Musa dan Harun menghadap Firaun lagi dengan ancaman akan mengirim belalang, serangga yang akan memakan habis tumbuhan dan menyebabkan kerusakan besar di Mesir. Meskipun Firaun akhirnya meminta Musa dan Harun agar mendoakan keselamatannya, setelah tulah ini berakhir, hatinya tetap keras.


Tulah Kesembilan: Gelap Gulita

Tuhan menyebarkan gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari, di mana tidak ada cahaya dan orang tidak bisa melihat satu sama lain. Meskipun Firaun menawarkan agar orang Israel pergi dengan syarat tertentu, Musa menolak karena permintaan harus lengkap. Gelap gulita ini adalah pukulan bagi kebanggaan dan kekuasaan Firaun, namun hatinya tetap tidak tergetar untuk membiarkan umat Israel pergi.


Tulah Kesepuluh: Anak Sulung Mati dan Pembebasan

Tuhan membunuh setiap anak sulung di Mesir, termasuk anak sulung Firaun, sebagai hukuman terakhir atas keteguhan hati Firaun. Malam itu, teriakan kesedihan memenuhi Mesir karena kematian anak-anak. Akhirnya, Firaun menyerah dan meminta Musa dan Harun untuk pergi, bersama dengan permintaan agar Tuhan memberkati dia. Orang Israel pergi dengan cepat, meminta barang-barang berharga dari orang Mesir, dan mereka dipenuhi dengan berkat saat mereka meninggalkan Mesir.


Application in Daily Life: Mewaspadai Hati yang Keras

Tulah-tulah ini mengajarkan kita tentang bahaya dari hati yang keras dan ketidaktaatan terhadap Allah. Ketika kita menolak untuk mendengarkan suara Tuhan, kita dapat menghadapi konsekuensi yang berat. Penting bagi kita untuk selalu memiliki hati yang terbuka dan taat terhadap peringatan dan ajakan Allah dalam hidup kita.


Reflective Questions: Mengapa Hati Kita Bisa Keras?

  • Apa yang membuat hati kita terkadang menjadi keras dan tidak mau mendengarkan Tuhan?

  • Bagaimana kita dapat memastikan bahwa kita selalu peka terhadap suara dan peringatan Tuhan dalam hidup kita?

"Allah adalah penuh kasih, tetapi juga adil dalam peringatan-Nya. Belajarlah untuk mendengarkan suara-Nya dan jangan mengeraskan hatimu."

Terima kasih telah mengikuti penjelajahan ini. Mari kita terus membuka hati dan pikiran kita untuk mendengarkan dan taat kepada Allah. Sampai jumpa di penjelajahan berikutnya, tetaplah berpegang pada kasih dan keadilan Tuhan!

Comments


bottom of page