Selamat datang, al-Kitāb Student! Kali ini, kita akan merenungkan Kitab Keluaran Pasal 36 yang menceritakan bagaimana bangsa Israel dengan penuh ketaatan dan sukarela memberikan persembahan untuk pembangunan Kemah Suci. Dalam pasal ini, kita akan melihat bagaimana Tuhan bekerja melalui keterampilan dan hati yang rela untuk mendirikan tempat ibadah yang kudus. Mari kita telusuri makna mendalam dari kisah ini.

Pembangunan Kemah Suci dimulai dengan Tuhan menggerakkan hati bangsa Israel untuk memberikan persembahan sukarela. Bezalel dan Aholiab, yang dipenuhi dengan hikmat dan keahlian dari Tuhan, memimpin pekerjaan ini. Mereka menerima bahan-bahan yang dibawa oleh umat, tetapi sesuatu yang luar biasa terjadi—persembahan yang diberikan begitu melimpah hingga para pekerja harus meminta Musa menghentikan umat dari memberikan lebih banyak lagi.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa ketika hati seseorang digerakkan oleh Tuhan, mereka akan memberi dengan sukarela dan melimpah. Bangsa Israel tidak dipaksa untuk memberi, tetapi mereka begitu terdorong oleh kasih kepada Tuhan sehingga mereka memberikan lebih dari yang cukup.
Setelah menerima bahan yang cukup, para pekerja mulai membuat Kemah Suci dengan mengikuti setiap detail yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa. Tirai-tirai, papan-papan, dan perlengkapan lainnya dibuat dengan keterampilan tinggi, mencerminkan keagungan Tuhan yang layak disembah dengan yang terbaik dari umat-Nya.
Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Memberi dengan Sukacita
Keluaran 36 mengajarkan kita tentang hati yang rela dalam memberi. Bangsa Israel tidak memberi karena kewajiban, tetapi karena mereka dipenuhi oleh rasa syukur kepada Tuhan. Dalam kehidupan kita, apakah kita memberi dengan hati yang penuh sukacita, ataukah kita hanya memberi karena merasa terpaksa?
Tuhan ingin kita memberi bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam waktu, tenaga, dan bakat kita untuk pekerjaan-Nya. Sama seperti Bezalel dan Aholiab yang menggunakan keterampilan mereka untuk membangun Kemah Suci, kita juga dipanggil untuk menggunakan talenta yang telah Tuhan berikan bagi kemuliaan-Nya.
Pertanyaan Reflektif: Melayani Tuhan dengan Hati yang Rela
Apakah kita memiliki hati yang rela untuk memberi bagi pekerjaan Tuhan?
Bagaimana kita bisa menggunakan talenta yang Tuhan berikan untuk melayani-Nya?
Apakah kita sudah memberi yang terbaik bagi Tuhan, atau hanya memberi dari sisa-sisa kita?
"Ketika hati digerakkan oleh Tuhan, memberi bukanlah beban, tetapi sukacita."
Terima kasih telah bergabung dalam refleksi kita tentang Keluaran Pasal 36. Semoga kita selalu memiliki hati yang rela dalam memberi dan menggunakan talenta kita untuk kemuliaan Tuhan. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya!
Comments