Selamat datang, al-Kitāb Student! Kali ini, kita akan merenungkan Kitab Keluaran Pasal 34 yang berbicara tentang pemulihan hubungan antara Tuhan dan umat Israel setelah dosa besar mereka. Dalam pasal ini, Tuhan memerintahkan Musa untuk memahat dua loh batu yang baru sebagai pengganti yang sebelumnya dihancurkan. Tuhan menyatakan kembali perjanjian-Nya, memperlihatkan sifat-Nya yang penuh kasih setia tetapi juga keadilan-Nya yang kudus. Melalui pasal ini, kita akan belajar tentang anugerah, kesetiaan Tuhan, dan panggilan bagi umat-Nya untuk hidup dalam ketaatan. Mari kita telusuri makna mendalam dari kisah ini.
✨ Mari kita baca kitab Keluaran pasal 34 terlebih dahulu! 📖

Musa diperintahkan oleh Tuhan untuk memahat dua loh batu yang baru dan naik ke Gunung Sinai sendirian. Di sana, Tuhan menampakkan diri-Nya dan menyatakan nama-Nya, memperkenalkan diri sebagai Tuhan yang pengasih dan penyayang, panjang sabar, berlimpah kasih setia dan kebenaran, tetapi juga tidak membiarkan orang yang bersalah tidak dihukum. Musa segera sujud menyembah dan memohon kepada Tuhan agar tetap menyertai umat Israel meskipun mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk.
Tuhan kemudian memperbarui perjanjian-Nya dengan Israel, menetapkan kembali hukum-hukum-Nya dan menegaskan panggilan mereka sebagai umat yang kudus. Ia memberikan perintah agar mereka tidak bersekutu dengan bangsa-bangsa yang menyembah berhala, tidak membuat perjanjian dengan mereka, dan tidak mengikuti kebiasaan penyembahan berhala mereka. Tuhan juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga hari Sabat, merayakan perayaan-perayaan-Nya, dan memberikan yang terbaik kepada-Nya.
Setelah empat puluh hari dan empat puluh malam di Gunung Sinai tanpa makan dan minum, Musa turun dengan kedua loh hukum di tangannya. Wajahnya bercahaya karena ia telah berbicara dengan Tuhan, tetapi bangsa Israel takut mendekatinya. Musa kemudian menutupi wajahnya dengan selubung setiap kali ia berbicara kepada umat, tetapi ketika ia masuk ke hadapan Tuhan, ia membuka selubung itu.
Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Hidup dalam Perjanjian dengan Tuhan
Keluaran 34 mengajarkan bahwa meskipun kita sering gagal, Tuhan tetap setia untuk memperbarui perjanjian-Nya dengan kita. Ia adalah Tuhan yang penuh kasih dan pengampunan, tetapi juga kudus dan menuntut ketaatan. Kita sering kali tergoda untuk berkompromi dengan dunia, tetapi Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam kesetiaan kepada-Nya dan menjauhi segala bentuk "berhala" dalam hidup kita.
Wajah Musa yang bercahaya menunjukkan bahwa ketika kita menghabiskan waktu dengan Tuhan, kehidupan kita akan dipenuhi oleh kemuliaan-Nya. Apakah kita menyediakan waktu untuk mencari hadirat Tuhan dan merenungkan firman-Nya? Kehidupan kita seharusnya menjadi cerminan dari hubungan kita dengan Tuhan, sehingga orang lain dapat melihat kemuliaan-Nya dalam diri kita.
Pertanyaan Reflektif: Memancarkan Kemuliaan Tuhan
Bagaimana kita bisa lebih setia dalam menjaga perjanjian kita dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?
Apakah ada kompromi dengan dunia yang perlu kita tinggalkan untuk tetap hidup dalam kekudusan?
Bagaimana kita bisa lebih sering mencari hadirat Tuhan agar hidup kita memancarkan kemuliaan-Nya?
"Mereka yang hidup dekat dengan Tuhan akan memancarkan terang-Nya dalam dunia yang gelap."
Terima kasih telah bergabung dalam refleksi kita tentang Keluaran Pasal 34. Semoga kita semakin rindu untuk hidup dalam perjanjian dengan Tuhan dan membiarkan kemuliaan-Nya terpancar dalam hidup kita. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya!
ความคิดเห็น