top of page
Gambar penulisLeonardo Numberi

Kitab Keluaran Pasal 31: Panggilan Kepemimpinan dan Pekerjaan yang Kudus

Selamat datang kembali, al-Kitāb Student! Kali ini, kita akan merenungkan Kitab Keluaran Pasal 31, yang menyoroti penunjukan dua tokoh penting—Bezaleel dan Aholiab—serta pengingat penting mengenai pengudusan hari Sabat. Pasal ini memperlihatkan bagaimana Tuhan tidak hanya memilih pemimpin spiritual tetapi juga memberi keahlian dan karunia rohani kepada orang-orang yang bekerja dalam bidang keterampilan teknis. Mari kita telusuri lebih lanjut makna dari perikop ini dan bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan kita.


dua pengrajin, Bezalel dan Aholiab, yang sedang bekerja membuat benda-benda suci untuk Kemah Suci, seperti Tabut Perjanjian dan mezbah. Di latar belakang, ada gambaran sederhana dari dua loh batu yang bersinar, melambangkan Sabat. Gambar ini mencerminkan fokus pasal Keluaran 31, yaitu tentang keterampilan yang diberikan Tuhan kepada Bezalel dan Aholiab serta pentingnya menjaga Sabat sebagai hari istirahat.

Dalam Keluaran 31:1-11, Tuhan berfirman kepada Musa dan mengangkat Bezaleel dari suku Yehuda dan Aholiab dari suku Dan untuk tugas spesifik—membuat perabotan Kemah Suci. Menariknya, Tuhan tidak hanya memberikan tugas kepada mereka tetapi juga memampukan mereka dengan Roh Allah, yang membawa keahlian, pengertian, dan pengetahuan.


Ini menunjukkan bahwa pekerjaan keterampilan, baik itu seni, kerajinan, atau pembuatan objek sakral, adalah panggilan yang dikuduskan oleh Tuhan sendiri. Mereka tidak bekerja hanya dengan bakat alami mereka, tetapi dengan bantuan ilahi untuk mencapai hasil yang selaras dengan kehendak Tuhan. Pekerjaan mereka mencakup pengolahan emas, perak, tembaga, penataan batu permata, dan pengukiran kayu, semuanya dilakukan untuk mendirikan Kemah Pertemuan dan perabotannya, yang menjadi pusat penyembahan bangsa Israel.


Bezaleel dan Aholiab bukan hanya pekerja biasa; mereka adalah perwujudan dari bagaimana Tuhan memanggil setiap individu untuk melayani dengan keahlian mereka. Ini adalah contoh bahwa Tuhan memperlengkapi mereka yang Dia panggil, bahkan dalam bidang yang terlihat teknis atau duniawi. Keahlian tangan, seni, dan rancang bangun yang terlihat dalam Kemah Suci adalah hasil dari pengertian yang diberikan Tuhan kepada mereka. Ini memperlihatkan bahwa pekerjaan yang kudus tidak hanya terbatas pada pelayanan rohani tetapi juga pada setiap pekerjaan yang dilakukan untuk kemuliaan Tuhan.


Dalam bagian berikutnya (Keluaran 31:12-17), Tuhan mengingatkan pentingnya hari Sabat sebagai perjanjian kekal antara Dia dan umat Israel. Hari Sabat merupakan hari istirahat yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga simbolis—hari untuk berhenti dari pekerjaan dan menguduskan diri kepada Tuhan.


Pesan penting dalam pengudusan Sabat ini adalah bahwa hari Sabat menjadi penanda perjanjian yang tak terputus antara Tuhan dan umat-Nya. Ini adalah pengingat bahwa manusia tidak hanya diciptakan untuk bekerja tanpa henti tetapi juga membutuhkan waktu untuk istirahat, refleksi, dan memperbarui hubungan mereka dengan Tuhan.


Keluaran 31:18 mengakhiri pasal ini dengan Tuhan memberikan kedua loh hukum kepada Musa. Loh hukum yang ditulisi oleh jari Tuhan sendiri ini menjadi landasan dari hukum moral dan perjanjian Tuhan dengan Israel. Kedua loh hukum ini bukan hanya sebuah dokumen fisik, tetapi juga simbol dari kedaulatan Tuhan atas kehidupan manusia dan kewajiban manusia untuk hidup sesuai dengan hukum-Nya.


Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Menggunakan Karunia untuk Kemuliaan Tuhan

Apa yang dapat kita pelajari dari penunjukan Bezaleel dan Aholiab? Tuhan memberi kita karunia dan keahlian tertentu, dan panggilan kita adalah menggunakan karunia-karunia itu untuk melayani-Nya. Dalam konteks modern, setiap pekerjaan yang kita lakukan—entah itu seni, teknologi, bisnis, atau pelayanan—bisa menjadi "perabot Kemah Suci" yang kita kerjakan untuk Tuhan.


Selain itu, pengudusan hari Sabat mengingatkan kita akan pentingnya istirahat dan refleksi. Kehidupan kita sering kali dipenuhi dengan kesibukan tanpa henti, tetapi Tuhan mengingatkan kita untuk selalu menyediakan waktu khusus untuk menyadari kehadiran-Nya dan memperbarui hubungan kita dengan-Nya.


Pertanyaan Reflektif: Merenungkan Pekerjaan dan Istirahat yang Kudus

  • Apakah kita menggunakan karunia dan keterampilan kita untuk melayani Tuhan dan orang lain?

  • Bagaimana kita mengatur waktu istirahat dan refleksi rohani dalam kehidupan kita yang sibuk?

"Setiap pekerjaan yang kita lakukan dengan karunia yang Tuhan berikan adalah pelayanan bagi-Nya, dan setiap istirahat yang kita ambil adalah panggilan untuk memperbarui kekudusan kita."

Terima kasih telah merenungkan Kitab Keluaran Pasal 31 bersama kami. Mari kita terus menggunakan setiap talenta yang Tuhan berikan dengan penuh syukur dan pengabdian, serta ingat untuk menyediakan waktu bagi Tuhan di tengah-tengah kesibukan kita. Sampai jumpa di renungan berikutnya!

コメント


bottom of page