top of page
Gambar penulisLeonardo Numberi

Kitab Keluaran Pasal 28: Simbol Kemuliaan dan Kekudusan bagi Tuhan

Selamat datang al-Kitāb Student! Pada kesempatan kali ini, kita akan merenungkan Keluaran Pasal 28, yang secara khusus membahas mengenai pakaian imam. Tuhan memberikan instruksi yang sangat rinci tentang pembuatan pakaian kudus yang harus dikenakan oleh Harun dan keturunannya. Pakaian ini bukan sekadar pakaian biasa, melainkan sarana simbolis yang melambangkan kemuliaan, kekudusan, dan tanggung jawab imam di hadapan Tuhan. Mari kita gali lebih dalam makna pakaian imam ini dan relevansinya dalam kehidupan kita saat ini.


Ilustrasi minimalis yang menggambarkan pakaian imam besar dari Keluaran 28, termasuk efod, penutup dada dengan 12 batu permata yang mewakili suku-suku Israel, jubah linen, dan mahkota emas bertuliskan 'Kudus bagi Tuhan'. Gambar ini menonjolkan elemen-elemen inti dari pakaian kudus yang diinstruksikan Tuhan untuk dikenakan oleh Harun dalam tugasnya sebagai imam besar, sesuai dengan pesan spiritual dari kitab Keluaran.

Dalam Keluaran 28, Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat pakaian kudus bagi Harun dan anak-anaknya. Setiap elemen pakaian imam ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Mulai dari baju efod, tutup dada, hingga serban, semuanya dirancang dengan penuh keahlian dan terbuat dari bahan-bahan terbaik, seperti emas, kain ungu tua, kain ungu muda, dan kain kirmizi. Bahan-bahan ini bukan hanya mencerminkan keindahan dan kemuliaan, tetapi juga kekudusan yang harus dijaga oleh para imam dalam melayani Tuhan.


Bagian penting dari pakaian ini adalah tutup dada yang dihiasi dengan dua belas permata yang mewakili dua belas suku Israel. Setiap kali Harun masuk ke tempat kudus, ia membawa nama-nama bangsa Israel di hadapan Tuhan, sebagai pengingat bahwa imam besar bertindak sebagai perantara antara Tuhan dan umat-Nya. Ini menegaskan tanggung jawab imam untuk selalu mempersembahkan bangsa Israel kepada Tuhan dalam doa dan peribadatan.


Selain itu, patam emas yang bertuliskan “Kudus bagi Tuhan” yang dikenakan di dahi Harun melambangkan bahwa pelayanan imam harus senantiasa suci dan benar di hadapan Tuhan. Pakaian imam menjadi cerminan dari kesucian dan pengabdian total kepada Tuhan, yang merupakan prasyarat bagi siapa pun yang melayani di hadapan-Nya.


Application in Daily Life: Kekudusan dalam Pelayanan

Pakaian imam mengajarkan kita tentang pentingnya kekudusan dalam setiap aspek pelayanan kita kepada Tuhan. Meskipun kita tidak lagi mengenakan pakaian fisik seperti para imam di zaman Perjanjian Lama, kita dipanggil untuk "memakai" kekudusan dalam setiap tindakan dan sikap kita. Dalam pelayanan sehari-hari, baik di gereja, pekerjaan, maupun dalam interaksi sosial, kita dipanggil untuk mencerminkan kemuliaan Tuhan.


Sebagai orang percaya, kita semua adalah "imam" bagi Tuhan (1 Petrus 2:9), dan ini berarti kita harus menjaga hidup kita tetap kudus dan berkenan di hadapan-Nya. Seperti halnya Harun yang mengenakan pakaian kudus saat melayani di hadapan Tuhan, kita juga harus menjaga sikap dan hati kita tetap murni saat melayani Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.


Reflective Questions: Menjadi Imam bagi Tuhan di Zaman Modern

  • Bagaimana kita dapat menjaga kekudusan dalam pelayanan kita kepada Tuhan, baik di gereja maupun di luar?

  • Apakah kita menyadari bahwa setiap tindakan kita adalah cerminan dari kehadiran Tuhan di dunia ini?

"Kita adalah imam bagi Tuhan di zaman ini, dan setiap tindakan kita adalah cerminan dari kekudusan dan kemuliaan-Nya."

Terima kasih telah bergabung dalam refleksi kita tentang Kitab Keluaran Pasal 28. Mari kita terus berusaha menjaga hidup kita sebagai pelayanan yang kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Sampai bertemu di pembahasan berikutnya!

Comments


bottom of page